RSS

Tulisan Absurd di Malam Minggu



Malam ini tak ada yang special. Terasa biasa saja seperti malam-malam sebelumnya. Padahal ini malam minggu. Ah, tapi tak ada pengaruhnya bagi saya. Saya terbiasa menghabiskan waktu malam minggu di rumah.

Sebenarnya saya mulai memasuki fase sibuk sekolah. Penetapan kurikulum 2013 ini membuat siswa serba sibuk. Sibuk mengerjakan tugas, sibuk mengikuti les, dan sibuk belajar untuk ulangan harian. Setelah minggu yang dipenuhi tugas-tugas, sekarang berbagai ulangan bermunculan. Ibarat pengunjung pameran, keduanya silih berganti datang dan pergi .

Dengan banyaknya buku dan catatan yang seolah berkata “bacalah aku, agar bagus hasil ulanganmu!” membuat saya bingung harus memulainya darimana. Saking banyaknya ulangan saya bingung harus menghapal yang mana. Terlalu banyak pilihan memang membingungkan. Diantara pilihan-pilihan itu selalu saja terselip godaan-godaan yang menyesatkan. Menonton tv lah, mendengarkan musik lah, membaca novel lah, main hp lah, main internet lah, intinya bikin malas belajar. Akhirnya godaan itu memaksa saya untuk sejenak membuka blogger.com dan menulis curhatan ini   -____-

Ngomong-ngomong soal berita, baru-baru ini sedang marak diperbincangkan kasus Florence Sihombing, seorang mahasiswi yang berdomisili di Jogja. Singkatnya, Mbak Flo ini dilaporkan karena telah membuat status di akun social media “Path” yang isinya menghina kota tempat ia berdomisili. Kata-kata yang dilontarkan juga tidak mencerminkan seorang terpelajar. Otomatis, hal ini membuat seluruh masyarakat Jogja tak terima. Orang-orang beramai-ramai menghujatnya di social media. Kampus tempat ia kuliah juga sedikit tercoreng namanya karena ulahnya sendiri.

Nah, pelajaran yang dapat dipetik dari hal ini adalah kita harus bisa menggunakan social media dengan bijak. Istilahnya, Think Before You Post. Berpikirlah sebelum memposting sesuatu. Ada baiknya kita memilih dan memilah dulu apa yang akan di posting. Sebab, social media itu penyebarannya sangat cepat, sehingga bisa cepat diketahui banyak orang. Saran saya nih, lebih baik jangan memposting sesuatu, jika itu malah merugikan masyarakat.   

Absurdkah tulisan saya ini? Ya, memang. Tulisan saya kali ini tidak jelas, berloncatan dari satu topik ke topik lain. Habis, saya tidak tahu apa yang akan saya tulis. Selalu saja begitu, buntu akan ide. Tetapi paling tidak, saya bisa memposting tulisan saya setiap bulannya walaupun cuma satu. Hehehe.. Doakan ya supaya saya bisa membuat tulisan lebih banyak lagi!     



“Indonesia : Macan Asia Yang Hebat!"

                        

                   
http://fathimfaithfighter.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html


Tanggal 9 Juli lalu telah diselenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres). Sebagian besar  rakyat Indonesia telah menunaikan hak dan kewajibannya demi menentukan masa depan bangsa, dan sisanya mungkin memutuskan untuk Golput. Tetapi kita patut bergembira, karena angka Golput pada Pilpres kali ini menurun.

Pesta demokrasi memang sudah usai. Tetapi tidak bagi sebagian orang. Metode survey hitung cepat (Quick Count) yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga survey ternyata menyatakan 2 hasil kemenangan yang berbeda. 8 Lembaga survey menyatakan kemenangan bagi kandidat nomor urut 2. Sementara 3 lembaga survey lainnya menyatakan kemenangan kandidat nomor urut 1. Belum lagi ada 2 stasiun tv yang saling mengklaim kemenangan masing-masing kandidat yang didukungnya. Hal ini sontak membuat panggung demokrasi semakin panas. Setiap orang bisa sampai beradu mulut dalam memperdebatkan siapa yang akan menang dan siapa akan yang kalah.

Sejak awal, persaingan kedua kandidat ini memang sangat panas. Tim sukses atau relawan dari kedua pasangan melakukan berbagai aksi untuk meraup suara sebanyak-banyaknya. Mulai dari cara-cara kreatif hingga cara-cara kotor yang disebut Black Campaign. Perbedaan kepribadian kedua Capres juga menjadi satu hal yang sering diperdebatkan. Yang ‘satu’ dikenal karena kiprahnya sebagai anggota militer yang tegas dan berwibawa serta tak jarang  sosoknya mengingatkan ketakutan rakyat Indonesia pada peristiwa masa Orde Baru yang kelam. Sedangkan, yang ‘dua’ dikenal sebagai seseorang yang sederhana dan merakyat, namun sebagian orang menganggapnya ambisius karena beliau bisa dengan mudahnya maju sebagai Capres, sementara tugasnya sebagai Gubernur DKI belum tuntas.

Terlepas dari itu semua, saya rasa sesungguhnya mereka adalah pribadi-pribadi yang hebat. Kecintaan terhadap Ibu Pertiwi membuat mereka ingin mengabdi. Mereka mencintai rakyat Indonesia. Mereka rela mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Ya, Itu sekedar anggapan saya yang masih sangat awam dalam hal politik, dan semoga  saja benar adanya. Semoga saja niat mulia mereka tidak tercoreng oleh kepentingan lain. Semoga saja.     

Oleh karena itu, sudah saatnya kita bangkit. Jangan lagi memperdebatkan siapa yang pantas dan tidak pantas, atau siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kita tunggu hasil resmi dari KPU 22 Juli mendatang. Siapapun yang menang, perlu kita dukung. Karena sesungguhnya kemenangan ini adalah milik rakyat Indonesia.

Kepada kandidat yang menang, rakyat Indonesia menaruh berjuta harapan terhadap bapak berdua. Harapan akan Indonesia yang lebih baik. Semoga bapak berdua dapat menjalankan amanah rakyat dengan sebaik-baiknya. Jangan kecewakan kami ya, Pak! Karena kami sudah terlampau sering menelan pil pahit bernama kekecewaan.

Kepada kandidat yang belum mendapat amanah dari rakyat, terimakasih atas partisipasinya dalam mensukseskan pesta demokrasi ini. Semoga kedua bapak yang hebat ini bisa berbesar hati dalam mengakui keunggulan lawan. Percayalah, kelak bapak berdua akan diingat rakyat Indonesia sebagai Negarawan yang hebat atas sikap legowo bapak berdua. Dan semoga niatan untuk mengabdi pada bangsa dan negara itu tetap dijalankan, walaupun tidak pada jabatan Presiden dan Wakil Presiden. 

Tentunya, seorang pemimpin tidak akan berhasil tanpa sosok yang selalu mendukungnya. Dan sosok itu adalah kita semua, rakyat Indonesia. Maka sudah sepatutnya kita turun tangan dan ikut andil dalam membangun bangsa. Sekecil apapun hal yang kita lakukan, itu merupakan bentuk kontribusi, sudah pasti itu akan sangat berharga bagi bangsa Indonesia.

Sekarang, singkirkan di dalam benak kita mengenai perselisihan ini. Mari kita junjung tinggi nilai Bhineka Tunggal Ika. Walaupun berbeda pilihan, tetapi tetap satu tujuan, yakni Indonesia yang lebih baik. Lupakan jargon Indonesia Macan Asia atau Indonesia Hebat. Jadilah…..


“Indonesia : Macan Asia Yang Hebat!”



Sekian.


Ramadan Is Coming Soon!

              
                       
                                http://rohmatullahh.blogspot.com/2014/06/jadwal-puasa-ramadhan-2014.html


Sahuuuurrr…. Sahuurrrr… Sahurrrrr…. Sahuurrrrrr………….
Teriakan bocah-bocah, tabuhan bedug serta kentongan setiap dini hari menjadi alarm ampuh pengantar sahur. Masjid dan Mushola yang semula kosong melongpong, hampir selalu penuh didatangi para Jamaah di  bulan ini. Ditambah banyak orang berjualan takjil maupun berbagai masakan ‘penggoda Iman’ di Pasar dadakan. 

Ya, semua hal itu hanya bisa kita temui di bulan Ramadan. Bulan dimana kitab suci Al-Qur’an diturunkan. Bulan dimana setan-setan pengganggu manusia dibelenggu untuk sementara. Bulan dimana Allah melipatgandakan pahala dari setiap amalan saleh yang kita laksanakan dan bulan dimana aktivitas tidur pun bernilai ibadah. Menyenangkan bukan?

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. :

Bahwa Rasulullah Saw bersabda : Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan setan dibelenggu.

 (Nomor Hadis dalam kitab Sahih Muslim : 1793)

Mengacu pada Hadis di atas, jelaslah bahwa Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat dinanti-nantikan semua umat muslim di seluruh dunia. Sebab, Allah SWT menurunkan berkah dan Rahmat yang luar biasa banyaknya di bulan ini. Tak heran jika banyak yang memanfaatkan bulan ini sebagai ajang untuk mensucikan dan memperbaiki diri dari segala dosa yang telah diperbuat.

Begitupun dengan saya. Saya selalu antusias dalam menghadapi bulan penuh berkah ini. Ingin rasanya setiap bulan adalah bulan Ramadan. Bagi saya, bulan Ramadan selalu terasa menyenangkan. Saya terkesan dengan nuansa di bulan mulia ini. Bulan Ramadan seakan memberikan kehangatan bagi alam semesta. Kehangatan pagi tercermin lewat teriakan bocah-bocah ingusan yang membangunkan sahur serta sayup-sayup lantunan ayat suci Al-Qur’an selepas subuh di Masjid. Kehangatan siang diisi oleh rombongan jamaah yang mendatangi majelis-majelis ilmu. Dan kehangatan malam begitu terasa ketika Shalat Tarawih dilaksanakan. Sungguh, Ramadan itu indah. Tak ada yang mampu menandinginya.

Tak terasa datangnya bulan Ramadan tahun ini tinggal menghitung hari. Untuk itu mari kita sambut bulan suci Ramadan dengan penuh sukacita. Jadikan bulan ini sebagai bulan untuk memperbanyak amal saleh serta mempererat Ukhuwah Islamiyah. Mudah-mudahan kita semua senantiasa diberi kekuatan dalam menghadapi bulan suci Ramadan ini. Dan mudah-mudahan kita bisa meraih kemenangan serta kembali Fitri. Aamiin……

Referensi :
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/08/21/22-hadits-tentang-kemuliaan-bulan-ramadhan/


Pasang Surut Keinginan Menulis

Membaca menjadi salah satu hobi saya sampai saat ini. Berawal dari salah seorang teman yang mengajak saya mengunjungi perpustakaan sekolah, saya meminjam satu buku. Setelah beberapa kali kunjungan ke perpus untuk melihat-lihat, ternyata koleksi buku-buku disana menarik juga. Lama kelamaan saya jadi sering meminjam buku. Selebihnya, saya tertular virus keren ini dari kakak saya. Dia sering memesan buku-buku secara online sehingga membuat saya ketagihan membaca.

Ada berbagai buku yang saya baca. Mulai  dari novel, biografi, buku pengetahuan, sampai buku motivasi. Jika sedang punya mood baik, sebuah buku bisa saya habiskan hanya dalam sehari.

Selesai membaca buku, awalnya respon saya hanya seputar isi buku. Namun, semakin seringnya membaca buku, entah mengapa selalu timbul keinginan “Saya Ingin Menulis!!” Akhirnya saya mencoba menulis kembali diluar konteks pembelajaran sekolah.  Tulisan yang saya buat alakadarnya tanpa memperhatikan penyusunan kalimat ataupun pemilihan kata. Karena saat itu yang terpikir hanyalah ingin menulis. Dan yaudah, tulis aja lah!

Tulisan pertama saya akhirnya selesai. Tulisan itu mengenai sebuah quote yang disampaikan guru saya beberapa waktu lalu. Beliau adalah Pak Rusyidi, seorang guru yang mengajar Bahasa Indonesia dengan metode berbeda. Saya menyebutnya essay karena anak-anak lebih sering diberi tugas menguraikan pendapatnya terhadap suatu hal. Mungkin awalnya terasa sulit karena harus memutar otak ketika mengerjakannya. Tapi saya yakin hal ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang. Saya sendiri sudah bisa merasakan manfaatnya. (mirip iklan pengobatan alternatif, ya? hahaha)

Kembali ke tulisan saya. Heyyyy, ternyata menulis asik juga ya!! Saya merasakan kepuasan tersendiri ketika selesai menulis.  Hobi baru saya menulis. Tetapi, itu tidak serta merta membuat saya meninggalkan hobi membaca buku. Justru semakin sering saya membaca buku, semakin terpacu keinginan saya untuk menulis dan terus menulis.

Seringkali saya menemui berbagai hambatan dalam menulis. Terutama ketika tugas-tugas sekolah terus menggunung dan deadline nya semakin dekat. Hal itu membuat keinginan menulis tertunda. Sebaliknya, setelah tugas-tugas sekolah selesai dikerjakan dan banyak waktu senggang, saya merasa malas untuk menulis. Malas untuk memulainya kembali. Ada saja alasan yang membuat saya mengurungkan niat untuk menulis. Alhasil, tulisan-tulisan saya banyak yang belum selesai dan masih random. Semua tersimpan dalam draft file khusus tulisan saya. Anehnya, saya malah membuat tulisan-tulisan baru ketimbang menyelesaikan tulisan random tersebut. Buktinya, tulisan-tulisan di blog saya terbilang baru dibuat. Yah begitulah cerita saya seputar keinginan menulis. Ada kalanya saya malas dan ada kalanya saya bersemangat dalam menulis. Sebuah kesimpulan :

Saya masih labil dalam menulis, dan saya sedang mencoba membuatnya stabil.  


Just Enjoy It!

Di sela-sela aktivitas sekolah yang lumayan padat, saya seringkali membayangkan begitu bahagianya menjadi orang dewasa. Memiliki rekan kerja yang mendukung karir, mempunyai penghasilan dan bisa dengan bebas mempergunakannya, menghadiri berbagai seminar dengan pembicara-pembicara hebat, bergabung dalam suatu organisasi bidang kemanusiaan, yah rasanya hidup orang dewasa begitu menyenangkan… Bahkan, saya sempat berpikir ingin cepat-cepat menginjak usia dewasa.

Namun ternyata saya keliru. Nyatanya kehidupan orang dewasa tidak seperti yang saya bayangkan. Kehidupan orang dewasa tidak sepenuhnya menyenangkan. Di sisi lain, justru orang dewasa memiliki masalah kehidupan yang lebih rumit dibandingkan dengan remaja seumuran saya. Persaingan antar rekan kerja lah, kurangnya quality time dengan keluarga lah, kurang tidur karena kerja lembur lah, dimarahi bos lah, didesak untuk segera menikah lah, dan berbagai masalah lain yang pasti membutuhkan sikap kedewasaan dalam menghadapinya.

Saya keliru atas hal itu. 

Yang pasti, kita hanya perlu menikmati perjalanan hidup kita bagaimanapun kondisinya, sembari berusaha keras untuk menjadikannya lebih baik.

“ Indahnya hidup bukan dilihat dari apa yang kita capai, tetapi apa yang kita nikmati.”

Hujan atau Kemarau? Both!!



Musim. Suatu fenomena alam yang pasti terjadi di seluruh belahan dunia. Sebagian besar, negara-negara di dunia di memiliki 4 musim. Ada musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Lain halnya dengan Indonesia. Karena beriklim tropis, Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Saat ini, pergerakan musim sulit diprediksi. Yang awalnya terjadi secara berkala antara bulan April-Oktober atau sebaliknya, sekarang menjadi tak tentu.  Banyak orang sering mengeluhkan musim yang terjadi. Mulai dari ungkapan “Duh, tiap hari hujan teruss.. Bikin males aja...”  atau bahkan ungkapan seperti “Gilaaaa,, panas banget.. Sampai kapan sih musim panas bakalan nyiksa gue??.”  Ya, mungkin yang satu ini terlalu berlebihan. Tapi memang kenyataannya setiap orang pasti pernah mengeluhkan musim yang terjadi. Hal ini manusiawi. Namun, saya rasa apa yang kita keluhkan ini tak berarti apa-apa. Keluhan kita juga tak kan mengubah musim kemarau jadi musim hujan atau sebaliknya, bukan? Jika terjadi musim hujan atau kemarau pun, toh kita tetap harus menjalankan rutinitas setiap harinya. Dan  apabila musim dijadikan alasan sebagai suatu hambatan akan aktivitas kita, mungkin persoalannya  ada pada diri kita, bukan pada musim yang terjadi. Karena memang musim terjadi dan sudah diatur sebaik mungkin sesuai kehendak-Nya. 

Musim hujan dan kemarau memang mengalami berbagai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia (lebay mode on).  Namun, tanpa kita sadari (atau  mungkin sudah kita sadari), setiap musim memiliki manfaat tersendiri. Bahkan bisa jadi musim yang sedang kita keluhkan itu dianggap sebagai rezeki oleh orang lain. Disaat kita mengeluhkan datangnya hujan, para petani mengucap syukur karena ladangnya bisa subur. Dikala kita menggerutu karena kepanasan,  para pengrajin ikan asin tak lagi  pontang-panting karena ikan yang dijemurnya kering. Jadi, ada baiknya kita kembali kepada hal yang mendasar, yaitu rasa syukur. Apapun musim yang terjadi, bersyukurlah, jalani rutinitas dengan senang hati. Tak perlu lagi kita keluhkan musim yang terjadi, mungkin Sang Pencipta sedang ingin membagi rezeki kepada yang murah hati. J J J


“Every season has it's benefits. Don't waste your time to complain about it, waste your time to enjoy it!”




Referensi  : Gambar diambil dari winnyradc.wordpress.com

Sepenggal Kisah Tentang Wanita Itu


3 tahun sudah saya dan keluarga kehilangan sosok wanita luar biasa. Ya, beliau adalah Almarhumah tante saya.  Saat melihat album foto keluarga, seketika ingatan saya kembali pada masa-masa bersama beliau. Beliau bisa dibilang sangat dekat dengan saya. Sejak kecil, saya tak luput dari perhatiannya. Memang, beliau sangat menyenangi anak kecil. Setiap pergi kemana-mana pasti selalu mengajak saya, mulai dari lari pagi, sampai menghadiri undangan pernikahan dan lucunya saya selalu ingin ikut. Setiap sore setelah mandi, pasti beliau mengajak ke halaman rumah, menyuruh saya berpose dengan polosnya lalu beliau mengambil gambar dengan kameranya. Setiap membeli pakaian pasti harus selalu beliau yang pilihkan, sampai-sampai ibu saya hanya pasrah dan membiarkan kehendaknya memilihkan pakaian untuk saya hahaha… Beliau juga sosok wanita pekerja keras dan peduli. Rasanya tak pernah ada kata capek baginya. Setiap pulang bekerja, beliau selalu membantu nenek saya. Dan yang lebih luar biasanya lagi, disamping bekerja, beliau juga bersedia berbisnis pakaian, bahkan sampai menjual makanan yang dibuat nenek saya kepada teman-teman kerjanya. Beliau sempat jatuh sakit, namun setelah pulih beliau resign dari kantor karena suatu alasan lalu dipercaya untuk mengajar di PAUD yang baru saja didirikan, juga mengajar di MDTA (Sekolah Agama) dekat rumah.

Mungkin karena terlalu capek dengan berbagai aktivitas, beliau kembali jatuh sakit. Beliau sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu, namun belum pulih juga. Akhirnya, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah. Kondisinya sangat mengkhawatirkan, badannya terbujur lemas. Beliau sering mengeluhkan rasa sakitnya, tapi beliau mencoba bersabar. Kami sempat menitikkan air mata ketika melihat kondisinya. Walaupun dalam kondisi seperti itu, Alhamdulillah, beliau tak pernah luput dari mengucap dzikir. Hingga pada suatu ketika, beliau berujar ingin duduk di pangkuan nenek saya. Dan pangkuan tersebut ternyata pangkuan terakhir nenek saya.. Sungguh, suatu hal yang tidak bisa disangka-sangka. Rasa duka yang mendalam begitu terasa. Jujur, sempat terbesit rasa tak rela kala itu. Terutama Nenek saya yang sempat terpukul saat mengetahuinya. Tetapi, kami menyadari, mungkin semua sudah menjadi suratan takdir yang digariskan-Nya. Keluarga besar, para guru, serta teman-teman harus ikhlas melepas kepergian Almarhumah yang saat itu wafat di usia yang masih terbilang muda, 30 tahun.


“Kita terkadang menganggap sesuatu sebagai milik kita. Padahal, sesuatu yang kita miliki hakikatnya hanyalah titipan. Suatu saat kita harus merelakan sesuatu itu diambil kembali oleh-Nya.”