Pasang Surut Keinginan Menulis

Membaca menjadi salah satu hobi saya sampai saat ini. Berawal dari salah seorang teman yang mengajak saya mengunjungi perpustakaan sekolah, saya meminjam satu buku. Setelah beberapa kali kunjungan ke perpus untuk melihat-lihat, ternyata koleksi buku-buku disana menarik juga. Lama kelamaan saya jadi sering meminjam buku. Selebihnya, saya tertular virus keren ini dari kakak saya. Dia sering memesan buku-buku secara online sehingga membuat saya ketagihan membaca.

Ada berbagai buku yang saya baca. Mulai  dari novel, biografi, buku pengetahuan, sampai buku motivasi. Jika sedang punya mood baik, sebuah buku bisa saya habiskan hanya dalam sehari.

Selesai membaca buku, awalnya respon saya hanya seputar isi buku. Namun, semakin seringnya membaca buku, entah mengapa selalu timbul keinginan “Saya Ingin Menulis!!” Akhirnya saya mencoba menulis kembali diluar konteks pembelajaran sekolah.  Tulisan yang saya buat alakadarnya tanpa memperhatikan penyusunan kalimat ataupun pemilihan kata. Karena saat itu yang terpikir hanyalah ingin menulis. Dan yaudah, tulis aja lah!

Tulisan pertama saya akhirnya selesai. Tulisan itu mengenai sebuah quote yang disampaikan guru saya beberapa waktu lalu. Beliau adalah Pak Rusyidi, seorang guru yang mengajar Bahasa Indonesia dengan metode berbeda. Saya menyebutnya essay karena anak-anak lebih sering diberi tugas menguraikan pendapatnya terhadap suatu hal. Mungkin awalnya terasa sulit karena harus memutar otak ketika mengerjakannya. Tapi saya yakin hal ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang. Saya sendiri sudah bisa merasakan manfaatnya. (mirip iklan pengobatan alternatif, ya? hahaha)

Kembali ke tulisan saya. Heyyyy, ternyata menulis asik juga ya!! Saya merasakan kepuasan tersendiri ketika selesai menulis.  Hobi baru saya menulis. Tetapi, itu tidak serta merta membuat saya meninggalkan hobi membaca buku. Justru semakin sering saya membaca buku, semakin terpacu keinginan saya untuk menulis dan terus menulis.

Seringkali saya menemui berbagai hambatan dalam menulis. Terutama ketika tugas-tugas sekolah terus menggunung dan deadline nya semakin dekat. Hal itu membuat keinginan menulis tertunda. Sebaliknya, setelah tugas-tugas sekolah selesai dikerjakan dan banyak waktu senggang, saya merasa malas untuk menulis. Malas untuk memulainya kembali. Ada saja alasan yang membuat saya mengurungkan niat untuk menulis. Alhasil, tulisan-tulisan saya banyak yang belum selesai dan masih random. Semua tersimpan dalam draft file khusus tulisan saya. Anehnya, saya malah membuat tulisan-tulisan baru ketimbang menyelesaikan tulisan random tersebut. Buktinya, tulisan-tulisan di blog saya terbilang baru dibuat. Yah begitulah cerita saya seputar keinginan menulis. Ada kalanya saya malas dan ada kalanya saya bersemangat dalam menulis. Sebuah kesimpulan :

Saya masih labil dalam menulis, dan saya sedang mencoba membuatnya stabil.  


Just Enjoy It!

Di sela-sela aktivitas sekolah yang lumayan padat, saya seringkali membayangkan begitu bahagianya menjadi orang dewasa. Memiliki rekan kerja yang mendukung karir, mempunyai penghasilan dan bisa dengan bebas mempergunakannya, menghadiri berbagai seminar dengan pembicara-pembicara hebat, bergabung dalam suatu organisasi bidang kemanusiaan, yah rasanya hidup orang dewasa begitu menyenangkan… Bahkan, saya sempat berpikir ingin cepat-cepat menginjak usia dewasa.

Namun ternyata saya keliru. Nyatanya kehidupan orang dewasa tidak seperti yang saya bayangkan. Kehidupan orang dewasa tidak sepenuhnya menyenangkan. Di sisi lain, justru orang dewasa memiliki masalah kehidupan yang lebih rumit dibandingkan dengan remaja seumuran saya. Persaingan antar rekan kerja lah, kurangnya quality time dengan keluarga lah, kurang tidur karena kerja lembur lah, dimarahi bos lah, didesak untuk segera menikah lah, dan berbagai masalah lain yang pasti membutuhkan sikap kedewasaan dalam menghadapinya.

Saya keliru atas hal itu. 

Yang pasti, kita hanya perlu menikmati perjalanan hidup kita bagaimanapun kondisinya, sembari berusaha keras untuk menjadikannya lebih baik.

“ Indahnya hidup bukan dilihat dari apa yang kita capai, tetapi apa yang kita nikmati.”